Ketika melihat label nutrisi pada kemasan makanan atau minuman, Kamu mungkin pernah menemukan tulisan, “Probiotik”. Probiotik adalah mikroorganisme yang bermanfaat untuk menunjang kesehatan organ-organ {tubuh}, khususnya pencernaan. Singkatnya, probiotik adalah bakteri baik yang hidup di dalam {tubuh} Kamu. Lalu apakah semua jenis probiotik itu sama? Atau adakah jenis probiotik tertentu yang paling baik? Yuk, simak jawabannya di bawah ini!
Probiotik adalah bakteri baik dalam {tubuh} manusia
Sebenarnya, probiotik adalah sekumpulan bakteri baik yang hidup secara alami di dalam {tubuh} semua manusia. Terutama pada usus yang ada di saluran pencernaan. Di sana, probiotik berperan penting dalam menjaga fungsi saluran pencernaan dengan cara menyeimbangkan jumlah mikroflora usus.
Atau, probiotik dapat melancarkan kerja metabolisme sistem pencernaan dengan cara meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dan memangkas jumlah bakteri jahat di usus. Itu sebabnya, risiko Kamu terserang penyakit infeksi dan peradangan akibat bakteri jahat pun bisa dicegah dengan adanya probiotik.
Bakteri baik atau probiotik di dalam saluran pencernaan memungkinkan {tubuh} untuk menyerap nutrisi penting yang ada pada makanan dan minuman. Akhirnya, kesehatan {tubuh} dapat lebih terjaga secara optimal.
Mengenal tiga jenis probiotik
Ada berbagai tipe bakteri yang dinyatakan sebagai probiotik. Artinya, tidak semua probiotik itu sama. Melansir dari laman Healthline, kesemua bakteri probiotik tersebut dikelompokkan ke dalam 2 spesies utama, yakni Lactobacillus dan Bifidobacteria.
Uniknya, ternyata dari sekian banyak jenis bakteri probiotik, beberapa diantaranya dinilai paling baik dari segi klinis. Hal ini dijelaskan oleh Prof. dr. Yvan Vandenplas, Ph.D., selaku Ketua Departemen Anak dari University of Brussels Academic Hospital, Belgia.
“Jenis bakteri probiotik yang paling baik yaitu Lactobacillus reuteri (L. reuteri), Bifidobacterium lactis (B. lactis), dan Lactobacillus rhamnosus (L. rhamnosus). Di mana masing-masing jenis probiotik tersebut punya kegunaan yang berbeda-beda untuk kesehatan {tubuh}”, tutur Prof. dr. Yvan ketika ditemui tim Hello Sehat di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta Pusat pada Rabu (29/9).
“L. reuteri bermanfaat untuk menangkal penyakit diare dan kolik yang kerap dialami oleh bayi. Sementara B. lactis berperan dalam menurunkan risiko terjadinya diare, meningkatkan persediaan antibodi supaya bisa menjaga daya tahan {tubuh}, meningkatkan respon {tubuh} pada vaksin, sampai menurunkan peluang munculnya necrotizing enterocolitis (NEC) atau infeksi sistem pencernaan pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)”, lanjut Prof. Yvan Vandenplas.
“Terakhir, L. rhamnosus GG berperan dalam membantu menurunkan risiko terserang eksim, infeksi saluran pernapasan, serta infeksi saluran pencernaan.”
Probiotik mana yang terbaik?
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Prof. dr. Yvan tadi, beda jenis probiotik, keunggulan dan fungsi utamanya dalam {tubuh} pun beda-beda. Maka, memilih jenis probiotik yang terbaik harus menyesuaikan apa kebutuhan utama Kamu. Misalnya Kamu ingin memperkuat daya tahan {tubuh} supaya tidak jatuh sakit, lebih baik pilih B. Lactis.
Akan tetapi, apa pun pilihannya, probiotik adalah kebutuhan penting bagi {tubuh}. Daripada memusingkan mana satu jenis probiotik yang paling baik, lebih baik pilih berbagai jenis sekaligus.
Di mana bisa mendapatkan sumber probiotik?
Jika sebelumnya disebutkan sesungguhnya probiotik datang secara alami di dalam {tubuh}, Kamu juga dapat mendapatkannya dari sumber makanan dan minuman harian. Bahkan, kini telah tersedia suplemen probiotik yang dibuat dalam bentuk sirup, {bubuk}, maupun kapsul.
Dalam produk makanan dan minuman yang dijual di pasaran, Kamu bisa menemukan kandungan probiotik dengan mengecek label kemasannya. Produk yang berisikan probiotik akan memasang tulisan “probiotik” atau jenis bakteri tertentu, contohnya “L. rhamnosus“, di bungkus atau kotak kemasannya.
Artinya, produk makanan atau minuman tersebut telah diperkaya yang pada akhirnya mengandung probiotik di dalamnya. Misalnya susu dan yogurt.
Tak hanya sampai di situ, probiotik juga dapat diperoleh dari sumber makanan alami yang dapat didapati dengan mudah di lingkungan sekitar. Misalnya tempe, gandum, bawang putih, bawang bombai, daun bawang, dan lain sebagainya.