Prediabetes Tidak Bergejala, Tapi Waspadai 3 Perubahan Tubuh Ini
Tahukah Kamu jika penyakit diabetes disebut juga dengan silent killer? Penyakit ini sering kali tidak terdeteksi yang pada akhirnya diketahui pada saat sudah berkembang parah atau mengakibatkan komplikasi. Meski begitu, sebenarnya ada fase saat {{tubuh}} mulai mengembangkan penyakit ini. Kondisi ini disebut dengan prediabetes.
Jangan cemas, orang yang dinyatakan prediabetes oleh dokter belum tentu terkena penyakit ini selama tindakan pencegahan dilakukan. Supaya dapat diketahui lebih dini, adakah gejala prediabetes yang harus diwaspadai? Simak ulasannya berikut ini.
Bagaimana seseorang didiagnosis prediabetes?
Jika diartikan secara singkat prediabetes adalah “sebelum diabetes”. Kondisi ini menjadi alarm bagi seseorang sesungguhnya jika tidak dilakukan tindakan pencegahan, penyakit diabetes dapat menyerang. Prediabetes terjadi pada saat kadar gula darah lebih tinggi dari angka normal secara konsisten, tapi belum cukup tinggi {untuk} menjadi diabetes tipe 2.
{Untuk} mendiagnosa prediabetes, dokter akan melakukan serangkaian tes darah sederhana. Seseorang akan dinyatakan prediabetes, jika tes darahnya menunjukkan:
- (gula darah rata-rata) berkisar antara 5,7% sampai 6,4%
- Tes gula darah puasa (FPG) sekitar 100 mg/dl sampai 125 mg/dl
- Tes toleransi glukosa oral (OGTT) tidak lebih dari 100 mg/dl
Gejala prediabetes yang mungkin muncul
Tidak seperti pilek yang dapat sembuh tanpa bekas, penyakit diabetes akan terus dimiliki pasien sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan mewaspadai gejalanya lebih dini harus Kamu lakukan. Sayangnya, pada umumnya prediabetes tidak menunjukkan gejala apa pun.
“Tidak ada cara {untuk} mengetahui prediabetes tanpa dokter mendiagnosisnya dengan tes darah,” kata Christine Lee, MD, Ketua National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), seperti dikutip dari laman Prevention.
Meski begitu, ada beberapa perubahan yang dapat mendorong Kamu {untuk} melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut pada dokter, di antaranya:
1. Kenaikan berat badan berlebih
Jika Kamu merasa berat badan Kamu naik berlebihan, apalagi lemak berkumpul di sekitar perut, risiko diabetes bisa meningkat. Perut buncit memberi tekanan pada pankreas yang memproduksi insulin (hormon pengatur kadar gula dalam darah di {{tubuh}}).
2. Perubahan pada kulit
Pada sebagian orang dengan prediabetes, insulin yang mulai bekerja tidak normal bisa menimbulkan kulit menjadi lebih tebal dan area tertentu di {{tubuh}} jadi menghitam.
3. Mempunyai gangguan tidur
Sleep apnea membuat Kamu terbangun kaget akibat napas yang terhenti sementara dan tiba-tiba. Selain itu, siklus tidur yang terganggu dapat juga mengganggu kadar gula darah dalam {{tubuh}}.