Masih Sering Dipercaya, 5 Mitos Penyakit Celiac Ini Terbukti Salah Besar
Beberapa tahun terakhir, penyakit celiac mulai santer dibicarakan di kalangan dokter maupun masyarakat pada umumnya. Pasalnya, sampai saat ini penyakit celiac masih cukup sulit didiagnosis yang pada akhirnya {butuh} perhatian khusus supaya bisa dideteksi sedini mungkin. Sayangnya, masih banyak saja mitos penyakit celiac yang menyebabkan masyarakat jadi semakin bingung dan takut. Untuk meluruskannya, yuk simak mitos dan fakta seputar penyakit celiac berikut ini.
Meluruskan mitos penyakit celiac di masyarakat
Mulai sekarang, jangan percaya lagi dengan berbagai mitos penyakit celiac berikut ini.
1. Saya tidak mungkin terkena penyakit celiac
Seorang direktur dari University of Maryland Center for Celiac Research, Dr. Alessio Fasano, menyebutkan sesungguhnya penyakit celiac bisa dialami oleh siapa saja dan kapan saja. Meskipun beberapa waktu terakhir Kamu masih bisa makan roti gandum atau makanan yang berisikan gluten lainya, Kamu bisa saja tiba-tiba merasakan sakit perut setelah mengonsumsi makanan yang serupa.
Sayangnya, para ahli masih belum tahu penyebab penyakit celiac secara pasti. Ada banyak hal yang diduga dapat meningkatkan risikonya, mulai dari sistem imun yang menurun, genetik, sampai faktor lingkungan.
2. Penyakit celiac sama dengan alergi gluten
Mitos penyakit celiac yang satu ini paling {umum} di masyarakat. Banyak orang yang menganggap sesungguhnya saat Kamu terkena penyakit celiac, Kamu sudah pasti akan mengalami alergi gluten.
Padahal, penyakit celiac dan alergi gluten adalah dua kondisi yang berbeda. Orang yang alergi gluten masih bisa menolerir kandungan gluten dalam jumlah yang sedikit. Terkadang, orang yang alergi gluten juga tidak merasakan gejala apa pun setelah mengonsumsi sedikit gluten.
Sedangkan, penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang menyebabkan {tubuh} salah mengenali gluten sebagai ancaman. Ini artinya, penderita penyakit celiac benar-benar tidak bisa menerima makanan yang berisikan gluten sama sekali. Mau tidak mau, Kamu harus menerapkan diet bebas gluten untuk menghindari gangguan pencernaan.
3. Orang yang bertubuh kurus pasti terkena penyakit celiac
Mitos penyakit celiac yang satu ini tentu membuat orang bertubuh kurus merasa tidak nyaman. Padahal kenyataannya, penyakit celiac tidak selalu dialami oleh orang yang bertubuh kurus.
Akan tetapi memang, orang yang terkena penyakit celiac biasanya mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis. Hal ini disebabkan akibat tubuhnya tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik dan disertai dengan diare terus-menerus. Maka tak heran jika kebanyakan penderita penyakit celiac tampak bertubuh kurus.
Namun, sebuah kajia penelitian berhasil mematahkan mitos penyakit celiac yang satu ini. Kajia penelitian tersebut menemukan sesungguhnya anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas cenderung lebih rentan terkena penyakit celiac.
Ini menunjukkan sesungguhnya berat badan bukanlah satu-satunya indikator yang menentukan apakah seseorang bisa terbebas dari penyakit celiac atau tidak. Entah itu kurus, gemuk, atau berat badan normal sekalipun, segera konsultasikan ke dokter jika Kamu mengalami gejala penyakit celiac.
4. Penderita penyakit celiac boleh makan gluten sesekali
Ada beberapa mitos penyakit celiac yang mengatakan sesungguhnya penderitanya boleh sesekali makan makanan yang berisikan gluten. Misalnya gandum dan tepung gandum, biji gandum, barley, dan rye (gandum hitam).
Sayangnya, orang dengan penyakit celiac benar-benar tidak dibolehkan untuk makan gluten. Dikutip dari Harvard Health, asupan gluten dalam jumlah sedikit saja dapat merusak lapisan usus kecil yang pada akhirnya nutrisi yang diserap dari makanan pun jadi lebih sedikit.
Jika Kamu terus memakannya sedikit demi sedikit, apalagi dalam jumlah banyak sekaligus, kandungan gluten dari makanan dapat memicu masalah kesehatan lainnya. Mulai dari osteoporosis, kejang, kerusakan saraf, sampai masalah kesuburan.
Maka itu, pilihlah makanan bebas gluten yang lebih aman. Misalnya kacang-kacangan alami (belum diproses), telur, daging segar, sayur dan buah, serta sebagian besar produks susu. Begitu juga bila Kamu ingin membuat kue atau pasta, gunakan jenis tepung yang bebas gluten seperti tepung beras, tepung jagung, tepung maizena, atau tepung tapioka.
5. Hanya boleh melakukan diet bebas gluten
Diet bebas gluten adalah satu-satunya pilihan untuk orang dengan penyakit celiac. Kamu boleh makan apa saja kecuali makanan yang berisikan gluten seperti roti, sereal, pasta, dan berbagai olahan dari tepung terigu. Gluten juga tersedia dalam sebagian saus, kecap, olahan sayuran beku, dan penyedap alami.
Ini artinya, ada kemungkinan Kamu akan mengalami kekurangan zat gizi tertentu. Misalnya saja, Kamu lebih rentan mengalami kekurangan serat akibat tidak boleh makan gandum, sebuah sumber serat terbaik pada makanan. Alih-alih bikin sehat, diet ini malah bisa membuat Kamu kekurangan gizi.
Di samping menerapkan diet bebas gluten, Kamu juga harus memperhatikan jenis makanan yang Kamu konsumsi setiap hari supaya kebutuhan nutrisinya tetap tercukupi. Untuk memenuhi kebutuhan serat harian, ganti gandum dengan perbanyak makan buah dan sayur supaya sistem pencernaan Kamu tetap sehat dan lancar.