Asmara & Intim

Lagi Sayang-sayangnya, Si Gebetan Tiba-Tiba Hilang Tanpa Jejak? Mungkin Kamu Kena Ghosting

Katanya, masa PDKT alias lebih indah dan menggembirakan ketimbang masa pacaran. Akan tetapi bagi sebagian orang, jangankan sempat merasakan pahit-manisnya pacaran, mereka malah keburu patah hati duluan akibat si gebetan tiba-tiba lenyap dan menghilang tanpa kabar seperti ditelan bumi. Mereka ditinggalkan begitu saja secara sepihak tanpa kejelasan atau sebab yang pasti, padahal lagi sayang-sayangnya. Fenomena ini populer disebut dengan ghosting. Kamu pernah mengalaminya?

Ghosting bukanlah fenomena baru, tapi belakangan istilah ini menjadi lebih populer dipergunakan oleh muda-mudi yang sedang kasmaran. Apalagi di era teknologi yang serba modern seperti sekarang.

Ghosting adalah trik pasif agresif {untuk} mengakhiri hubungan

pasangan ingin putus

Mengutip Psychology Today, ghosting adalah strategi pasif agresif yang dilakukan seseorang sebagai upaya menghindar dan mengakhiri hubungan secara sepihak dengan tiba-tiba.

Seperti ini, biasanya jika ingin menyudahi sebuah hubungan, Kamu tentu akan lebih {{dulu}} memberi tahu maksud dan sebab pribadi Kamu langsung kepada si orang tersebut, bukan? Contohnya, dengan berkata “Maaf, aku merasa hubungan ini nggak akan berhasil.” baik itu lewat {{duduk}} bertatap muka atau mungkin lewat pesan singkat. 

Beda dengan para pelaku ghosting. Mereka akan benar-benar menghilang seperti hantu yang “datang tak dijemput, pulang tak diantar.” Tidak ada sebab basa-basi semacam “Kita putus aja yuk? Aku mau fokus sekolah {{dulu}}.” Mereka tiba-tiba saja memutuskan kontak dan lenyap dari peredaran, yang pada akhirnya sulit ditemui dan tidak bisa dihubungi lewat jalur apa pun.

Padahal, bisa dibilang sesungguhnya bunga-bunga asmara sudah siap bermekaran (atau mungkin sudah, buat Kamu sendiri). Sudah sering jalan-jalan bareng, kencan ke tempat ini-itu, ngapel ke rumah orangtua, bahkan sampai membicarakan masa depan berdua, tapi tiba-tiba si dia hilang begitu saja tanpa kejelasan. Sederhananya, Kamu merasa seperti mengawang digantung tanpa tahu kapan ini akan berakhir.

Ghosting sangat {{umum}} terjadi pada orang-orang yang masih dalam tahap PDKT. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan mereka yang sudah pacaran, baik lama atau masih seumur jagung, juga dapat menjadi korban ghosting pasangannya sendiri.

Kenapa seseorang tega ghosting?

pantangan yang harus dihindari setelah putus cinta

1. Pilih bermain aman

Menurut Rachel Russo, seorang penasihat hubungan percintaan di New York, ada banyak hal yang dapat melatarbelakangi keputusan seseorang {untuk} tiba-tiba menghilang tanpa kabar begitu saja. Umumnya mereka merasa ini adalah cara terbaik {untuk} mengatakan secara tidak langsung sesungguhnya mereka tidak lagi tertarik atau tidak menaruh perasaan pada Kamu. 

Mereka menganggap sesungguhnya menghilang adalah sebuah-satunya jalan keluar yang paling aman {untuk} menghindari potensi masalah. Mereka berbuat demikian demi menghindari konsekuensi situasi canggung atau drama yang biasanya terjadi pada saat harus saling berbicara dari hati ke hati tentang masa depan hubungan tersebut. Mungkin akibat takut atau tidak ingin berhadapan dengan reaksi Kamu.

Pasalnya, memang tidak semua orang bisa menerima begitu saja jika hubungan asmaranya hendak diakhiri satu pihak. Kekhawatiran pelaku ghosting pada reaksi Kamu yang mungkin marah, menolak, menangis, dan berteriak, membuat nyali mereka ciut {untuk} mengatakan maksud hati yang sebenarnya.

2. Menangkal supaya hubungan tersebut tidak makin dalam

Tidak sedikit orang yang merasa enggan {untuk} berkata jujur sesungguhnya mereka sudah tidak lagi ingin melanjutkan hubungan asmara tersebut. Entah apa sebab di baliknya. Mungkin bosan akibat saking sudah lamanya mengenal satu sama lain sampai obrolan biasa jadi berasa “tawar”. Mungkin ia merasa Kamu tidak semenarik yang ia pertama kali kira, atau justru punya “target” tambatan hati baru.

Mereka mungkin berpikir sesungguhnya sudah tidak ada gunanya lagi menjalin hubungan atau bahkan menyisihkan waktu {untuk} memberi tahu Kamu sesungguhnya hubungan itu sudah berakhir.

Jadi daripada terus membiarkan Kamu terbawa perasaan dan terperangkap dalam suatu hubungan ambigu yang jelas-jelas tidak disambut baik, mereka memilih {untuk} langsung memutuskan kontak tanpa banyak “ba-bi-bu”.

Menurut pelaku ghosting, menghilang tanpa kabar efeknya tidak akan terlalu bikin sakit hati dibandingkan kalau harus bicara terus terang. Pasalnya kalau hubungan tersebut terus dibiarkan berlanjut, perasaan yang memupuk akan semakin kuat yang pada akhirnya rasa sakit hati pada saat ditinggalkan akan berasa lebih perih.

3. Si dia kurang empati

Ada banyak orang yang merasa wajar melakukan ghosting akibat menganggapnya sebagai cara yang lumrah atau bahkan sopan {untuk} mengakhiri hubungan.

Menghilang tanpa kabar begitu saja bisa menjadi tanda orang tersebut kurang empati dan cenderung mau menang sendiri dalam segala hal.  Si dia bahkan mungkin tidak peduli dengan perasaan Kamu. Maka itu, ia akan melepaskan Kamu begitu saja tanpa ada ucapan perpisahan barang sepatah dua patah kata. Apalagi rasa kasihan atau tega. 

Nyatanya, apa pun sebab di balik keputusan seseorang {untuk} menghilang tanpa kabar, ghosting dapat mengakibatkan luka psikologis pada “korbannya”.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button