Jika Tak Segera Dipulihkan, Trauma Masa Lalu Bisa Turunkan Daya Ingat
Menjalani hidup dengan bayang-bayang trauma di masa lalu tentu tidak mudah bagi siapa pun. Akan tetapi bagaimanapun, trauma ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus dan perlu segera dipulihkan. Bukan hanya sekadar menggerogoti kesehatan jiwa, efek trauma di masa lalu dapat meningkatkan risiko Kamu terkena penyakit kronis saat dewasa. Bahkan, hal ini dapat menurunkan daya ingat Kamu. Kok bisa, ya? Berikut penjelasannya.
Efek trauma masa lalu pada daya ingat seseorang
Otak adalah organ vital yang berperan penting sebagai pusat koordinasi {tubuh}. Selain itu, otak juga berfungsi untuk menyimpan berjuta rekaman perjalanan hidup Kamu. Mulai dari kejadian menyenangkan sampai pengalaman pahit yang menyisakan trauma.
Selama ini, Kamu percaya sesungguhnya trauma di masa lalu bisa membuat kesehatan jiwa Kamu terganggu. Faktanya, efek trauma ternyata belum cukup sampai di situ. Trauma berkepanjangan dapat melemahkan sistem saraf di sekujur {tubuh}, bahkan sampai menurunkan kemampuan Kamu dalam mengingat sesuatu.
Ketika Kamu stres, ada tiga area otak yang menjadi aktif secara berlebihan, yaitu amigdala, hipokampus, dan korteks prefrontal. Amigdala adalah area otak yang merekam berbagai pengalaman Kamu yang penuh emosional. Sementara hippocampus merupakan bagian otak yang menjadi tempat terbentuknya memori jangka panjang.
Ambil contoh pada orang yang mengalami trauma berat atau PTSD. Menurut sebuah kajia penelitian yang dimuat pada jurnal Dialogues in Clinical Neuroscience tahun 2006, fungsi amigdala pada otak seseorang yang mengidap PTSD cenderung meningkat, tapi ukuran hipokampusnya justru mengecil. Temuan ini juga diperkuat oleh kajia penelitian lain yang menemukan sesungguhnya anak-anak yang pernah mengalami kekerasan di masa lalu juga terbukti memiliki ukuran hipokampus yang lebih kecil.
Ketika ingatan trauma kembali muncul, amigdala yang aktif akan membuat Kamu merasa lebih emosional saat kembali mengingatnya. Misalnya saja, anak yang pernah mengalami kekerasan seksual cenderung histeris atau menjauh setelah melihat orang lain yang ciri-cirinya mirip dengan pelaku.
Pada saat yang bersamaan, area hipokampus akan semakin mengecil dan mengganggu kemampuan mengingat jangka panjang. Jika ini terus dibiarkan, efek trauma tadi bisa membuat memori dan daya ingat Kamu terus berkurang. Akibatnya, Kamu jadi mudah lupa dengan hal-hal yang baru saja Kamu lalui.
Trauma masa lalu juga meningkatkan hormon stres {tubuh}
Orang dengan PTSD sering kali mengeluh kesulitan untuk mengatasi ketakutannya di masa lalu. Mereka sulit mengendalikan pikiran dan ingatannya sendiri. Bahkan, pikirannya sering kacau akibat selalu teringat dengan pengalaman buruknya {dulu}.
Hal ini ada hubungannya dengan cara kerja otak saat menanggapi trauma yang kita alami. Stres yang telah terjadi secara terus-menerus dapat memicu respon hormon kortisol alias hormon stres. Nah, hormon inilah yang menyebabkan Kamu jadi lebih waspada pada ancaman dari luar.
Dikutip dari Very Well Mind, sebuah kajia penelitian yang dilakukan pada sampel hewan menunjukkan sesungguhnya kadar kortisol yang tinggi saat stres dapat merusak atau menghancurkan sel-sel hipokampus. Ini artinya, semakin kecil ukuran hippocampus di dalam otak, maka Kamu akan semakin sulit untuk mengingat hal-hal penting dalam hidup Kamu.
Cara mengurangi efek trauma masa lalu
Memang tidak mudah untuk mengurangi atau bahkan melupakan semua pengalaman pahit di masa lalu. Akan tetapi bagaimanapun, Kamu tetap perlu mencari cara untuk memulihkan trauma. Tujuannya tentu supaya daya ingat Kamu tidak tergerus begitu saja.
Bersikap tenang adalah cara termudah yang dapat Kamu lakukan untuk mengurangi efek trauma. Meskipun tidak mudah, coba lakukan pelan-pelan.
Ketika trauma kembali muncul, duduklah dengan posisi ternyaman Kamu dan atur napas perlahan. Sambil menutup mata, tarik napas melewati hidung dan embuskan pelan-pelan melewati {mulut}.
Rasakan setiap energi positif masuk melewati sela jari-jari Kamu dan biarkan otot-otot {tubuh} jadi lebih rileks. Jangan sungkan untuk meminta bantuan orangtua, saudara kandung, atau sahabat terdekat untuk membantu menenangkan Kamu.
Jika ini belum juga cukup untuk mengatasi efek trauma, sudah saatnya bagi Kamu untuk pergi ke psikolog atau terapis. Kamu mungkin akan dianjurkan untuk melakukan terapi tertentu guna memulihkan trauma Kamu.
Selain itu, Kamu akan diminta untuk menyelesaikan sebuah puzzle atau melakukan beberapa gerakan untuk melatih daya ingat. Bukan cuma membantu mengalihkan efek trauma di masa lalu, cara ini bisa membantu memperkuat memori dan daya ingat Kamu.