Hati-hati, Mengidap Asma Saat Dewasa Tingkatkan Risiko Demensia!
Banyak orang yang mengira sesungguhnya penyakit asma pasti muncul sejak kecil. Padahal kenyataannya, tidak sedikit orang yang baru mengidap asma saat beranjak dewasa. Bahkan, para ahli kesehatan menyebutkan sesungguhnya penyakit asma pada orang dewasa berisiko tinggi memicu demensia alias pikun. Kok bisa, ya? Berikut selengkapnya.
Apa penyebab asma pada orang dewasa?
Penyakit asma pada orang dewasa dapat terjadi akibat sudah pernah ada riwayat waktu kecil atau pemicunya baru muncul saat ini.
Akan tetapi yang pasti, penyakit asma bisa muncul kapan saja di usia berapa pun. Pada kasus asma pada orang dewasa, gejala yang dirasakan biasanya muncul pada usia 30 tahun ke atas. Dibandingkan pria, wanita lebih rentan mengidap asma saat dewasa.
Sampai kali ini, penyebab penyakit asma saat dewasa masih belum diketahui dengan pasti. Selain akibat bawaan sejak bayi atau anak-anak, asma pada orang dewasa juga dapat disebabkan oleh lingkungan di sekitar.
Melansir dari Everyday Health, sejumlah kajia penelitian menunjukkan sesungguhnya sepertiga dari kasus asma saat dewasa dipicu oleh lingkungan kerja yang tidak baik. Misalnya akibat kantor penuh dengan debu, jamur, asap, tikus, kecoa, atau bahkan bahan kimia yang dapat memicu asma.
Asma pada orang dewasa bisa tingkatkan risiko demensia
Asma bukanlah penyakit yang dapat disepelekan. Meski sekilas tampak seperti sesak napas biasa, asma yg tidak ditangani dengan baik bisa berakibat fatal.
Sama halnya dengan asma pada orang dewasa. Memang, sistem kekebalan tubuhnya lebih tinggi daripada anak-anak, tapi efek asma yg tidak diatasi dengan baik bisa memicu banyak masalah kesehatan lainnya, contohnya demensia.
Hal ini diungkapkan oleh Yi-Hao Peng dan timnya dari China Medical University Hospital di Taiwan. Menurut kajia penelitian yang dimuat dalam Journal of Epidemiology and Community Health tahun 2015 ini, orang yang mengidap asma saat dewasa berisiko lebih besar terkena demensia.
Demensia itu sendiri adalah sekumpulan gejala penurunan fungsi otak yang ditandai dengan kesulitan mengingat (pikun) dan berpikir. Meskipun penyebabnya masih belum jelas, demensia biasanya dipicu oleh kerusakan sel-sel otak akibat penuaan atau penyakit kronis tertentu, seperti asma.
Kamu mungkin bertanya-tanya, apa hubungannya penyakit asma dari saluran pernapasan dengan demensia yang berhubungan dengan otak? Para ahli menduga sesungguhnya hal ini ada kaitannya dengan peradangan {{tubuh}} yang telah terjadi saat asma.
Penyakit asma terjadi pada saat saluran pernapasan mengalami peradangan. Hal ini mengakibatkan udara yang berisikan oksigen jadi sulit masuk ke dalam paru. Akibatnya, setiap organ dalam {{tubuh}} mengalami kekurangan oksigen secara terus-menerus, begitu juga pada otak.
Seperti yang sudah Kamu ketahui, otak adalah pusat sistem saraf yang mengatur semua sistem saraf dan otot {{tubuh}}. Pada saat otak kekurangan oksigen, maka fungsi otak secara keseluruhan lambat laun akan menurun. Bila tidak segera diatasi, hal ini bisa memicu gejala demensia.
Bisakah demensia dicegah sedini mungkin?
Selain dipicu akibat asma, faktor usia dapat meningkatkan risiko demensia. Dilansir dari WebMD, lansia berisiko 11 kali lebih besar terkena demensia dibandingkan dengan orang yang berusia muda.
Pada saat Kamu mengidap asma, maka risiko demensia tentu akan berkali-kali lipat. Ibaratnya, pasokan oksigen sudah semakin sedikit, ditambah lagi dengan faktor usia yang tak lagi muda. Maka tak heran jika risiko demensia jadi semakin besar.
Sebenarnar, tidak ada cara pasti {untuk} menangkal demensia. Akan tetapi, ada beberapa hal yang dapat Kamu lakukan {untuk} menurunkan risiko demensia sekaligus menjaga sistem pernapasan Kamu tetap sehat dari asma. Caranya adalah dengan:
- Olahraga rutin. Olahraga tidak hanya membuat sistem pernapasan Kamu jadi lebih lancar, tapi dapat meningkatkan fungsi otak.
- Hindari merokok. Rokok dapat mengganggu sirkulasi darah di paru-paru sampai ke otak. Semakin cepat Kamu berhenti merokok, Kamu akan terhindar dari serangan asma dan kepikunan.
- Latihan pernapasan. Hal ini bisa membantu melancarkan aliran oksigen ke seluruh {{tubuh}}, termasuk ke otak. Tak hanya melancarkan sistem pernapasan, ini dapat menghindarkan Kamu dari risiko demensia.