Hati-hati, Garam Meja Favorit Kamu Mungkin Mengandung Plastik!
Garam dan plastik adalah dua bahan yg tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Akan tetapi memang, kedua benda ini biasa digunakan di waktu berbeda {untuk} keperluan yang berbeda pula. Ironisnya, sejumlah kajia penelitian terbaru justru melaporkan terdapat plastik ukuran super kecil yang tercampur dalam garam meja kemasan. Apa penyebabnya?
Ancaman mikroplastik dalam garam meja
Plastik adalah bahan yg tidak mudah diurai. Bahkan sebenarnar hampir mustahil {untuk} dihancurkan.
Pemerhati lingkungan mengatakan setidaknya {{butuh}} waktu puluhan sampai ratusan tahun sampai akhirnya plastik bisa hancur sedikit demi sedikit. Nah selama waktu ini, plastik dapat mulai terurai menjadi partikel-partikel super kecil dengan ukuran kurang dari 5 milimeter. Partikel plastik ini disebut sebagai mikroplastik.
Kandungan mikroplastik dalam garam meja sebenarnya bukan lagi berita baru. Kasusnya sudah lama didapati sejak bertahun-tahun lalu. Akan tetapi memang belum diketahui seberapa banyak produk garam meja yang sudah “tercemar” plastik tak kasat mata ini.
Sampai akhirnya tim ahli dari Incheon National University Korea Selatan dan organisasi lingkungan Greenpeace cabang Asia Timur berhasil menjawab pertanyaan tersebut. Dilansir dari laman National Geographic, partikel plastik ternyata didapati pada 90 persen merek garam meja dari seluruh dunia.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science and Technology ini melibatkan 39 sampel garam yang didapat dari 21 negara di Eropa, Afrika, Asia, serta Amerika Utara dan Selatan. Dari 39 merek garam asal berbagai negara, ternyata ada 36 merek garam meja yang terbukti mengandung mikroplastik.
Garam Indonesia mengandung mikroplastik paling tinggi
Yang paling mengejutkan, garam meja yang dijual di Indonesia ternyata mengandung mikroplastik paling banyak dibandingkan dengan sampel garam negara-negara lain. Tiga produk garam meja yang dinyatakan bebas plastik adalah produk keluaran Taiwan (garam laut olahan), Cina (garam batu halus), dan Perancis (garam laut yg tidak dimurnikan dan dihasilkan dari proses penguapan matahari).
Berdasarkan kajia penelitian ini diketahui sesungguhnya kandungan mikroplastik dari produk laut sangat terkait dengan produksi sampah plastik di wilayah tertentu. Tidak cumna itu, kepadatan partikel plastik pada garam sangat beragam tergantung dari masing-masing merek yang diteliti.
Hasil temuan ini tentu mencengangkan. Pasalnya, garam bisa bilang sebagai bahan utama {untuk} setiap masakan. Bisa dibayangkan, kan, kalau garam yang Kamu pakai ini ternyata mengandung partikel berbahaya?
Apa bahaya mikroplastik bagi kesehatan?
Plastik di lingkungan saja membutuhkan waktu yang cukup lama sampai bisa terurai. apalagi jika terakumulasi di {{tubuh}} manusia. {{Tubuh}} Kamu mungkin tidak akan berfungsi secara optimal. Meski begitu, masih sangat sedikit kajia penelitian yang meneliti bagaimana mikroplastik dalam makanan dapat memengaruhi kesehatan dan mengakibatkan penyakit pada manusia.
Phthalates, sejenis bahan kimia yang dipakai {untuk} membuat plastik, telah terbukti mengakibatkan pertumbuhan sel kanker payudara. Sayangnya, kajia penelitian tersebut dilakukan pada hewan, yang pada akhirnya belum diketahui efek pastinya pada {{tubuh}} manusia.
Sementara ada sebuah kajia penelitian lain yang mengamati efek asupan plastik pada tikus. Pada saat mikroplastik dalam makanan diumpankan ke tikus, partikel ini terakumulasi di hati, ginjal dan usus, dan membuat sel-sel di hati yang dapat memicu timbulnya radikal bebas.
Lagi-lagi, kajia penelitian yang sudah ada masih belum lengkap, yang pada akhirnya dibutuhkan kajia penelitian lanjutan {untuk} memastikannya.
Mulailah kurangi penggunaan plastik sekarang juga
Meski belum banyak didapati kajia penelitian yang menjelaskan bahaya mikroplastik pada kesehatan manusia secara pasti, tidak ada salahnya jika Kamu mengurangi penggunaan plastik. Dengan mengurangi penggunaan plastik, maka Kamu dapat mengurangi jumlah mikroplastik di lingkungan sekaligus menjaga lingkungan Kamu tetap sehat.
Kamu bisa memulainya dengan banyak cara. Dua hal yang paling mudah {untuk} Kamu lakukan adalah membatasi penggunaan kemasan makanan dari plastik atau mengganti kantong belanja Kamu dengan tas kain. Tanpa Kamu sadari, kedua hal tersebut berdampak besar pada lingkungan Kamu.
Tidak ada salahnya juga {untuk} mulai mengurangi makan garam. Selain menghindari risiko berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung dan hipertensi, mengurangi asupan garam juga bantu mengurangi asupan mikroplastik yg tidak diinginkan.