Harus Seberapa Sering Tes Penyakit Kelamin Supaya Tidak Ketularan?
Ada banyak jenis penyakit kelamin yang mengintai pria maupun wanita, apalagi bagi Kamu yang sudah aktif berhubungan seksual. Terlebih lagi, banyak penyakit kelamin yg tidak menunjukkan gejala dan baru diketahui setelah kondisinya telanjur parah. Atas dasar itulah, para ahli sepakat menganjurkan Kamu {untuk} segera melakukan tes penyakit kelamin. Kamu mungkin jadi bertanya-tanya, sebenarnya kapan harus mulai tes penyakit kelamin dan harus seberapa sering dilakukan? Baca terus review berikut ini.
Tes penyakit kelamin itu seperti apa, sih?
Sesuai dengan namanya, tes penyakit kelamin berfungsi {untuk} mendeteksi dan mengukur seberapa besar risiko Kamu terkena infeksi menular seksual (IMS).
Setiap jenis penyakit kelamin membutuhkan pemeriksaan yang berbeda-beda. Ada 4 jenis tes penyakit kelamin yang {{umum}} dilakukan, yaitu:
- Tes darah dan tes urin, dapat digunakan {untuk} mendeteksi hampir semua jenis penyakit kelamin.
- Metode pengusapan, dengan cara mengusap vagina, leher rahim, uretra, atau dubur {untuk} mendeteksi penyakit kelamin.
- Pemeriksaan fisik, biasanya dilakukan {untuk} mendeteksi gejala penyakit herpes dan kutil kelamin.
Kapan harus mulai tes penyakit kelamin?
Selain dengan melakukan seks dengan aman, pria dan wanita tetap perlu melakukan tes penyakit kelamin. Hal ini bertujuan supaya Kamu dan pasangan tidak terkena maupun saling menulari satu sama lain.
Melansir dari CDC, Kamu dianjurkan {untuk} melakukan tes penyakit kelamin, termasuk tes HIV, mulai usia 13-64 tahun. Apalagi bagi Kamu yang sudah aktif berhubungan seksual atau bahkan sering gonta-ganti pasangan, maka tidak ada sebab lagi bagi Kamu {untuk} menunda tes ini sesegera mungkin.
Seberapa sering saya harus tes penyakit kelamin?
Kamu mungkin sudah pernah melakukan tes ini dan hasilnya negatif, yang artinya Kamu terbebas dari penyakit kelamin. Kamu pun merasa sudah tidak perlu lagi melakukan tes tersebut di masa mendatang, akibat toh hasilnya negatif.
Eits, {{tunggu}} {{dulu}}. Apa pun hasilnya, Kamu tetap harus melakukan pemeriksaan ini secara rutin. Pasalnya, selama Kamu terus aktif berhubungan intim, maka risiko tertular penyakit kelamin akan selalu ada. Terlebih, gejala penyakit kelamin cenderung samar-samar dan sering kali baru disadari pada saat sudah parah.
Kamu dan pasangan dianjurkan {untuk} melakukan tes penyakit kelamin setidaknya 1 kali setiap tahun. Ingat, sekalipun Kamu hanya mempunyai satu pasangan (monogami) seperti suami istri, ini bukanlah jaminan bagi Kamu terbebas dari penyakit kelamin.
Kalau orang yang setia dengan satu pasangan saja bisa terkena penyakit kelamin, apalagi bagi orang yang sering gonta-ganti pasangan. Ditambah lagi bila melakukan seks tanpa kondom, maka risikonya bisa berkali-kali lipat. Akibat itulah, Khalil Ghanem, MD, PhD, seorang dosen kedokteran di Johns Hopkins University School of Medicine, menyebutkan sesungguhnya orang yang sering bergonta-ganti pasangan wajib melakukan pemeriksaan ini minimal setiap 3 bulan.
Jika Kamu berpikir Kamu membutuhkan tes penyakit kelamin, segera konsultasikan ke dokter. Bicarakan mengenai tanda dan gejala yang mungkin Kamu rasakan dan buatlah jadwal pemeriksaan sesegera mungkin. Jangan lupa juga ajak pasangan Kamu supaya Kamu berdua sama-sama terbebas dari penyakit kelamin.