Fakta Unik Kesehatan

Donor Darah Memang Baik, Tapi Kalau Keseringan Justru Bisa Berbahaya

Rutin donor darah sudah terbukti memberikan banyak kegunaan kesehatan {untuk} {{tubuh}}. Sayangnya, hal ini mungkin jadi tidak berlaku lagi jika Kamu terlalu sering donor darah. Apa saja efek samping donor darah terlalu sering?

Efek samping yang mungkin terjadi jika donor darah terlalu sering

manfaat donor darah

Kehabisan darah bukanlah efek samping donor darah yang perlu Kamu takutkan sebab sel darah merah mempunyai kemampuan memperbanyak diri yang luar biasa. Setiap detik ada jutaan sel darah merah yang hilang atau mati dan langsung tergantikan dengan yang baru. Meski begitu, terlalu sering donor darah juga tak baik {untuk} kesehatan Kamu.

Terlalu sering donor lebih dari “patokan” yang ditentukan dapat menempatkan Kamu pada risiko kekurangan zat besi. Pasalnya meski sel darah merah bisa cepat tergantikan dengan yang baru, tidak demikian dengan sediaan zat besi dalam {{tubuh}}.

Kekurangan zat besi dapat membuat seseorang merasa pusing, lemas, lesu, dan tidak bertenaga. Bahkan mengarah ke penurunan hemoglobin dan risiko anemia. Jika kondisi ini dibiarkan terus tanpa pengobatan, bisa berujung pada anemia defisiensi besi.

Sayangnya, efek samping donor darah ini terkadang langka disadari. Kebanyakan orang menganggap sesungguhnya anemia defisiensi besi terjadi pada saat {{tubuh}} Kamu kekurangan darah, kurang makan makanan yang mengandung zat besi, atau justru akibat mempunyai riwayat penyakit gangguan pencernaan. Padahal, donor darah terlalu sering juga dapat memicu terjadinya kondisi tersebut.

Inilah mengapa penting {untuk} memerhatikan frekuensi donor darah yang akan Kamu lakukan. Jangan lupa memerhatikan kondisi kesehatan Kamu sebelum dan setelah donor darah. Jangan sampai donor darah justru membuat kesehatan Kamu memburuk.

Lalu, berapa kali idealnya saya boleh donor darah?

melakukan donor darah

Menurut laman Give Blood, rata-rata orang boleh mendonorkan darah setiap 3-4 bulan sekali dan maksimal 5 kali dalam 2 tahun. Dilansir dari laman Tempo, Palang Merah Indonesia (PMI) juga setuju dan mengatakan sesungguhnya donor darah sebaiknya dilakukan rutin minimal tiga bulan sekali.

Tiga bulan adalah waktu yang cukup {untuk} seorang pendonor memproduksi sel-sel darah merah yang baru. Jadi setiap orang dapat mendonorkan darah setidaknya 4-5 kali dalam satu tahun.

Meski begitu, tak semua orang bisa donor darah sesering yang dianjurkan. Pasalnya, seberapa sering seseorang boleh donor darah tergantung pada kondisi kesehatannya secara menyeluruh.

Secara {{umum}}, Kamu boleh melakukan donor darah apabila memenuhi syarat-syarat berikut:

  • Berada dalam kesehatan jasmani yang baik
  • Mempunyai berat badan di atas 45 kg
  • Sudah berusia di atas 17 tahun
  • Tekanan darah tidak lebih dari 180/110 mmHG
  • Tidak sedang hamil
  • Tidak terkena infeksi menular atau mempunyai riwayat penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, dan lain sebagainya
  • Tidak kecanduan narkoba atau alkohol

Jika Kamu memenuhi semua persyaratan dasar ini, selanjutnya petugas medis akan melakukan serangkaian pemeriksaan guna menjamin kemanan donor darah bagi pendonor maupun penerima.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button