Catat Baik-Baik, Seperti ini Cara Membedakan Gejala DBD dan Chikungunya
Penyakit DBD dan chikungunya sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk. Gejala keduanya juga dapat tampak mirip yang pada akhirnya sering sulit dibedakan. {Tunggu} {dulu}! Jangan sepelekan penyakit ini akibat salah diagnosis dan pengobatan dapat membahayakan pengidapnya. Maka itu, sebaiknya pahami dengan baik perbedaan gejala DBD dan chikungunya di bawah ini.
Sekilas mengenai penyakit DBD dan chikungunya
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Sementara chikungunya atau yang lebih akrab dikenal dengan {flu} tulang adalah penyakit yang ditularkan melewati gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang membawa virus chikungunya.
Jenis nyamuk pembawa virus kedua penyakit ini memang sama. Maka tak langka, orang-orang bisa terserang penyakit DBD dan chikungunya dalam satu musim. Nyamuk Aedes aegypti banyak terdapat di negara tropis dan subtropis, terutama selama dan setelah musim hujan.
Perbedaan gejala DBD dan chikungunya
Penyakit DBD dan chikungunya sama-sama ditularkan melewati gigitan nyamuk. Akan tetapi, bukan berarti keduanya bisa serta-merta disamakan.
Sebenarnya tidak sulit untuk membedakan gejala DBD dari chikungnya asalkan Kamu tahu tanda khas dari kedua penyakit ini.
Berikut perbedaan gejala DBD dan chikungnya yang harus Kamu pahami:
Beda gejala demamnya
Pada DBD, demam biasanya membentuk suatu pola. Di awal, demam tinggi akan berlangsung sepanjang hari, tapi beberapa hari lalu mereda seolah-olah pasien telah sembuh total.
Sementara itu demam akibat chikungunya berlangsung tanpa pola yang khas. Artinya, demam bisa tinggi sewaktu-waktu dan lalu menurun.
Beda intensitas nyeri pada sendi, otot, dan tulang
Pada DBD, pasien merasakan nyeri sendi, otot, tulang, sejak demam muncul. Rasa nyeri ini masih terbilang biasa bila dibandingkan dengan nyeri pada chikungunya.
Virus chikungunya akan menimbulkan nyeri hebat pada otot, tulang, bahkan sendi membengkak. Jika tidak segera diobati, nyeri ini bisa meluas sampai membuat penderitanya merasa mengalami kelumpuhan dan kesulitan menggerakkan angota tubuhnya.
Beda kemerahan di kulit
Pada DBD, kulit biasanya dapat dipenuhi oleh bintik-bintik merah akibat pendarahan yg tidak akan pudar atau hilang bila ditekan. Sementara bintik merah khas chikungunya umumnya akan hilang saat ditekan.
Beda perdarahan pada {tubuh}
Pasien DBD kadang bisa sampai mengalami mimisan atau gusi berdarah.Akan tetapi, kondisi ini tidak terjadi pada penderita chikungunya.
Beda fase perkembangan penyakit
Pada DBD, tahapan perkembangan penyakit akan dibagi ke dalam sebagian fase. Dimulai dengan fase demam, setelah itu berlanjut ke fase kritis selama 24-38 jam, sampai terakhir fase penyembuhan. Berbeda dengan chikungunya yg tidak dikelompokkan menjadi beberapa fase.
Beda kehilangan cairan {tubuh}
DBD yang sudah parah berisiko mengakibatkan pasien kehilangan cairan {tubuh} dalam jumlah drastis sampai mengakibatkan syok yang dapat berakibat fatal. Chikungnya langka sampai mengakibatkan syok.
Beda waktu kemunculan gejala
Gejala pada DBD biasanya akan muncul selama 3-7 hari setelah {tubuh} digigit nyamuk. Sementara pada chikungunya, umumnya muncul setelah 4-7 hari lalu.
Selain itu, baik DBD dan chikungunya juga membuat penderitanya merasakan mual hebat dan muntah selama beberapa kali dalam sehari.
Beberapa gejala lain mungkin belum disebutkan. Jika Kamu merasa cemas mengenai gejala DBD atau chikungunya, maupun sulit membedakan antara keduanya, segera konsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Serangkaian pemeriksaan dan tes akan dilakukan oleh dokter guna menemukan penyakit dari gejala yang Kamu alami.
Bagaimana menyembuhkan DBD dan chikungunya?
Kunci perawatan untuk kedua penyakit ini adalah memperbanyak istirahat dan minum cairan guna menangkal dehidrasi. Kamu akan dianjurkan minum obat penurun demam seperti acetaminophen atau paracetamol. Sebaliknya, hindari obat aspirin, ibuprofen, dan naproxen sodium guna menangkal komplikasi perdarahan.
Jika kasus DBD dan chikungnya sudah lebih serius, dibutuhkan tindakan medis lanjutan untuk menanganinya. Dokter yang menentukan pengobatan terbaik untuk memulihkan kondisi Kamu.