Asmara & Intim

Berbagai Tantangan Punya Pasangan yang Usianya Terpaut Jauh (Plus Cara Menghadapinya)

Dengan siapa pun Kamu menjalin hubungan, pasti ada saja masalah yang menyebabkan Kamu bertengkar dengan pasangan. Akan tetapi, bagi Kamu yang punya pasangan beda usia cukup jauh, hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Kamu dan si dia. Kerikil dalam hubungan bisa jadi lebih tajam daripada saat Kamu menjalin hubungan dengan orang yang seumuran atau usianya tidak terlalu terpaut jauh.

Masalah yang dihadapi saat berhubungan dengan pasangan beda usia

Pacaran dengan pria lebih muda saja kadang menimbulkan gosip sana-sini dari teman dan keluarga. Apalagi kalau Kamu nekat menjalin hubungan dengan pasangan beda usia cukup jauh. “Memangnya tidak ada pria lain yang lebih seumuran? Kok, harus dengan dia yang usianya jauh sama kamu?” dan deretan pertanyaan lainnya yang menyebabkan Kamu bingung menjawabnya.

Padahal, semua orang tentu tahu sesungguhnya cinta bisa datang pada siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang usia. Meski memang, ada beberapa risiko dan masalah yang mau tak mau harus Kamu hadapi saat menjalin hubungan dengan pasangan beda usia. Di antaranya:

1. Orangtua tidak merestui

mengkritik anak

Pacaran dengan pasangan beda usia, entah itu jauh lebih tua atau lebih muda, sebenarnar bukanlah hal yang aneh. Hal ini wajar terjadi akibat perasaan cinta bisa {{tumbuh}} kapan saja dan pada siapa saja yang Kamu inginkan.

Akan tetapi terkadang, orangtua Kamu justru berpikiran sebaliknya. Kebanyakan orangtua masih beranggapan sesungguhnya semestinya Kamu menjalin hubungan dengan pria seumuran.

Sebab katanya, berpacaran atau menikah dengan pria seumuran cenderung mempunyai pola pikir yang serupa. Menurutnya, hal ini akan berdampak positif bagi kehidupan rumah tangga Kamu kelak. Atau kalaupun memang nyatanya lebih tua atau muda, perbedaan usianya tidak terlalu jauh. Entah hanya beda 2, 3, atau 5 tahun.

Menurut sebuah kajia penelitian dalam Journal of Social and Personal Relationships tahun 2005, kesamaan dengan pasangan dapat meningkatkan kepuasan dalam hubungan jangka panjang. Biasanya, kesamaan ini akan lebih mudah diraih jika kita memiliki pasangan yang usianya tak jauh berbeda.

Cara menghadapi: Pada kenyataannya, usia seumuran tidak selalu menjamin kesamaan pola pikir atau kebiasaan! Maka itu, jelaskan pada orangtua dan keluarga Kamu sesungguhnya Kamu sangat memahami kekhawatiran mereka.

Jangan {{buru-buru}} menyerah dan mundur {{dulu}} saat orangtua tak merestui hubungan Kamu berdua. Coba kenalkan pasangan Kamu secara bertahap.

Contohnya, pertemuan pertama hanya {{untuk}} mengenalkan pasangan Kamu kepada orangtua. Pada pertemuan selanjutnya, ajak pasangan dan orangtua Kamu mengobrol bersama {{untuk}} mengenal satu sama lain. Dengan pendekatan yang baik, orangtua Kamu lama-kelamaan akan {{luluh}} dan menyetujui hubungan Kamu berdua.

2. Teman tidak setuju

divonis hiv

Menurut sebuah kajia penelitian dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin tahun 2006, berpacaran dengan pasangan beda usia paling sering mendapatkan penolakan dari teman atau sahabat terdekat. Mereka mungkin khawatir sesungguhnya nantinya pasangan Kamu tidak bisa berbaur dengan teman sepermainan Kamu.

Alih-alih mengenalkan pasangan ke teman-teman, Kamu malah jadi stres dan pada akhirnya menutupi hubungan Kamu. Hati-hati, hal ini diam-diam bisa merusak keintiman Kamu dan si dia juga!

Cara menghadapi: Ajak teman-teman Kamu bicara dari hati ke hati. Sampaikan sesungguhnya Kamu dan pasangan sudah menjalin hubungan yang serius, bahkan saling berkomitmen.

Tanyakan alasannya mengapa teman-teman Kamu tidak setuju dengan hubungan Kamu ini. Dengan begitu, Kamu bisa menjelaskan semuanya dan membuat mereka mengerti. Percayalah sesungguhnya sahabat yang baik pasti akan mendukung keputusan Kamu apa pun itu, selama hal tersebut baik {{untuk}} kehidupan Kamu.

3. Pasangan lebih rentan sakit

pasangan seks

Setiap pasangan, tua atau muda, pastinya akan melalui masa-masa sakit. Nah, hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi Kamu saat menjalin hubungan dengan pasangan beda usia, apalagi dengan pria yang usianya jauh lebih tua.

Saat berhubungan dengan pria yang usianya terpaut jauh, sistem kekebalan tubuhnya biasanya lebih rendah daripada Kamu yang pada akhirnya rentan terserang penyakit. Padahal, Kamu tentu ingin memiliki hubungan yang sehat, mulai sekarang sampai seterusnya, ‘kan?

Cara menghadapi: Kuncinya adalah saling terbuka satu sama lain. Sampaikan pada pasangan jika Kamu memiliki riwayat kesehatan tertentu dan mintalah pasangan Kamu melakukan hal yang serupa.

Ajak pasangan Kamu {{untuk}} rutin cek kesehatan (medical check-up) {{untuk}} memantau kesehatannya. Jangan lupa juga, pastikan {{untuk}} selalu makan makanan yang bergizi dan minum vitamin supaya {{tubuh}} tetap bugar dan sehat.

4. Masalah seksual

penyakit penyebab gairah seksual hilang

Berbicara soal seks, perbedaan usia bisa membuat hubungan Kamu semakin rumit. Sebab, sering bertambahnya usia, baik pria maupun wanita rentan mengalami gangguan seksual.

Jika Kamu berhubungan dengan pria yang lebih tua, ia akan rentan mengalami disfungsi ereksi. Sebaliknya, wanita yang lebih tua cenderung mengalami penurunan hasrat seksual yang pada akhirnya lebih sulit orgasme.

Para ahli juga menyebutkan sesungguhnya pria dan wanita mencapai puncak seksual pada usia yang berbeda. Pria umumnya mencapai puncak seksual pada usia 20-an dan menurun di usia 60-an. Sementara wanita dianggap mencapai kepuasan seksual tertinggi saat usia 30-an.

Hal ini tentu bisa menjadi masalah jika pasangan Kamu sudah mulai tidak bergairah, sementara Kamu sedang memasuki masa puncak seksual. Hati-hati, keintiman Kamu berdua bisa jadi terancam.

Cara menghadapi: Kunci terpentingnya adalah komunikasi. Ya, bicarakan dari hati ke hati pada saat sebuah dari Kamu mengalami masalah seksual. Jika perlu, mintalah bantuan psikolog atau dokter {{untuk}} membantu mengatasi masalah seksual yang dialami.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button