Fakta Unik Kesehatan

Berapa Lama Seseorang Mampu Bertahan Hidup Dengan Alat Pacu Jantung?

Pada saat irama jantung bermasalah dan berisiko mengancam jiwa, dokter biasanya akan segera “mengejutkan” organ pasien tersebut dengan sebuah alat pacu jantung. Ya, alat medis yang satu ini berfungsi {untuk} membantu mengendalikan detak jantung pasien supaya tetap normal. Memangnya, berapa lama, sih, seseorang bisa bertahan hidup dengan alat yang satu ini? Berikut review lengkapnya.

Sekilas tentang alat pacu jantung

alat pacu jantung

Alat pacu jantung, atau yang juga disebut dengan defibrilator, adalah sebuah alat yang dipakai {untuk} mengatasi gangguan irama jantung dalam kondisi darurat. Alat ini akan ditempelkan pada dada pasien {untuk} mengirimkan kejutan berupa aliran listrik ke jantung. Nah, aliran listrik itulah yang akan merangsang otot-otot jantung yang semula terganggu bisa kembali bekerja dengan normal.

Akan tetapi, tidak semua orang membutuhkan defibrilator. Alat ini biasanya digunakan {untuk} orang yang mempunyai irama detak jantung yg tidak teratur (aritmia). Entah itu terlalu cepat (takikardia) atau justru terlalu lambat (bradikardia).

Berapa lama seseorang bisa hidup dengan bantuan alat pacu jantung?

detak jantung tidak normal

Ketahanan alat pacu jantung di dalam {{tubuh}} pasien tergantung dari beberapa faktor. Mulai dari tingkat keparahan gangguan irama jantung dan kebutuhan masing-masing pasien. Lalu, yang jadi pertanyaan selanjutnya, sebenarnya seberapa lama alat pacu jantung bisa meningkatkan harapan hidup seseorang?

Dikutip dari Science Daily, sebagian besar pasien dengan kardiomiopati iskemik dan kardiomiopati dilatasi dapat bertahan hidup lebih dari 7 tahun dengan bantuan alat pacu jantung. Bahkan, orang yang dengan penyakit jantung bawaan pun bisa bertahan hidup sampai 10 tahun dengan alat yang serupa.

Pada pasien dengan kardiomiopati iskemik, bilik kiri jantung mengalami kesulitan memompa darah ke seluruh {{tubuh}}. Sedangkan, kondisi jantung pasien dengan kardiomiopati dilatasi cenderung melemah dan membesar. Akibatnya, kedua penyakit tersebut membuat jantung gagal memompa darah ke seluruh {{tubuh}}.

Menurut Robert Hauser, MD, seorang ahli jantung dari Minneapolis Heart Institute, Amerika Serikat, kedua kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko kematian jantung mendadak dan gagal jantung. Oleh akibat itulah dibutuhkan bantuan alat pacu jantung implan {untuk} membantu meningkatkan aliran darah ke jantung dan seluruh {{tubuh}}.

Yang harus diperhatikan saat menggunakan alat pacu jantung

penyakit jantung boleh puasa

Sebelum memasang defibrilator, pastikan Kamu sudah mengantongi izin dari dokter jantung Kamu diawal. Dokter akan melihat riwayat kesehatan Kamu dan mengukur seberapa besar Kamu membutuhkan pacu jantung.

Setelah operasi tanam alat pacu jantung ini berhasil, selalu ikuti semua anjuran dokter jantung mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh Kamu lakukan. Ini bertujuan {untuk} menangkal efek samping dan risiko yang mungkin terjadi pada {{tubuh}} Kamu setelah memasang defibrilator.

Kabar baiknya, defibrilator yang ditanam di dalam {{tubuh}} dapat bertahan cukup lama dan tidak mudah rusak akibat hal-hal kecil. Sekalipun contohnya adanya trauma kecil pada dada yang letaknya di atas lokasi defibrilator.

Namun, ketahanan alat pacu jantung Kamu bisa terganggu jika Kamu mengalami trauma yang cukup berat atau patah tulang. Itulah sebabnya, Kamu dianjurkan {untuk} menghindari olahraga yang terlalu berat setelah memasang alat pacu jantung.

Hindari juga gerakan-gerakan yang bisa memicu kontraksi jantung terlalu kuat. Misalnya menggergaji kayu atau mengaduk semen yang melibatkan otot-otot di sekitar defibrilator.

Tenang, Kamu masih boleh berolahraga, kok, selama intensitasnya ringan. Contohnya dengan berjalan kaki atau sekadar peregangan singkat. Bila dilakukan secara hati-hati, hal ini bisa membantu melancarkan aliran darah ke jantung dan mengurangi keparahan penyakit jantung yang Kamu alami.

Yang tak kalah penting, pastikan juga {untuk} selalu minum obat secara rutin sesuai dengan anjuran dokter. Semua cara ini bisa membantu mengoptimalkan penggunaan alat pacu jantung dan menjaga kesehatan jantung Kamu ke depannya.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button