Benarkah Ada Makanan yang Bisa Mengakibatkan Mimpi Buruk?
Meski bukan kejadian nyata, tak langka mimpi buruk membuat kita ketakutan atau bahkan cemas memikirkannya. Mimpi buruk sering kali terjadi spontan, tapi umumnya bisa dipicu oleh stres harian, ingatan buruk di masa lalu, minum minuman keras sebelum tidur, atau penggunaan obat-obat tertentu seperti antidepresan, obat hipertensi, obat penenang, dan narkotika. Nah, sebuah kajia penelitian menyebutkan sesungguhnya makanan tertentu juga dapat jadi penyebab mimpi buruk. Apa saja?
Makanan dicurigai jadi penyebab mimpi buruk
Sebuah perusahaan makanan cepat saji menciptakan menu baru “Nightmare Burger” yang diklaim dapat menimbulkan mimpi buruk. {Untuk} membuktikannya, perusahaan makanan bersama dengan peneliti meminta 100 orang {untuk} makanan hamburger tersebut sebelum tidur selama 10 hari.
Hasilnya menunjukkan sesungguhnya sebagian besar peserta mengalami mimpi buruk 3,5 kali lebih sering dibanding biasanya. Jose Gabriel Medina, seorang somnologi (dokter tidur) sekaligus ketua kajia penelitian tersebut mengatakan sesungguhnya kombinasi protein dan keju dari burger itulah yang menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami mimpi buruk.
Sebuah penelitian berbeda yang diprakarsai oleh Tore Nielsen, PhD, seorang dosen psikologi sekaligus ketua dari Dream and Nightmare Laboratory di Sacred Heart Hospital, Universitas Montreal, {untuk} menindaklanjuti studi di atas ternyata juga menemukan hal serupa. Sebanyak 17,8% mahasiswa dari total peserta 400 orang yang diminta makan larut malam dan mengonsumsi makanan tertentu juga mengalami mimpi buruk yang mengganggu tidur.
Selain dua kajia penelitian di atas, ternyata ada banyak lagi kajia penelitian medis terdahulu yang membuktikan sesungguhnya makan makanan tertentu sebelum tidur dapat memengaruhi kualitas tidur kita.
Kenapa?
{Untuk} tahu apa hubungan antara makanan dan mimpi, Kamu perlu memahami {{dulu}} bagaimana manusia bisa bermimpi dalam tidur. Mimpi terjadi pada tahapan tidur keempat yang disebut fase REM (rapid eye movement).
Fase REM juga biasa disebut fase tidur pulas, saat Kamu sudah tidak lagi sadar akan hal-hal di sekitar. Fase REM mulai terjadi sekitar 90 menit setelah tahap tidur “ayam” pada saat Kamu masih mudah terbangun atau dibangunkan orang lain.
Nah, fungsi kerja organ dan sistem {{tubuh}} yang tadinya melambat di waktu awal tidur akan kembali aktif selama tahap REM. Pada tahap inilah biasanya otak akan bereaksi pada makanan yang tadi Kamu makan sebelum tidur.
Selama tahap REM, makanan yang tadinya hanya menumpuk di perut akan mulai dicerna dan diserap oleh {{tubuh}} yang pada akhirnya beragam kandungannya pun mulai memunculkan reaksi dalam {{tubuh}}.
Makanan apa saja yang jadi penyebab mimpi buruk?
Nielsen mengatakan sesungguhnya produk susu (keju, yogurt, butter), makanan manis, dan daging adalah beberapa jenis makanan yang cenderung mudah membuat orang bermimpi buruk. Begitu pula dengan makanan pedas.
Nielsen menyimpulkan sesungguhnya kandungan nutrisi dalam makananlah yang jadi penyebabnya. Teori ini rupanya ada benarnya. Lemak dan protein dalam burger, contohnya, termasuk asupan nutrisi yang membutuhkan waktu lama {untuk} dipecah yang pada akhirnya lebih sulit dicerna oleh {{tubuh}}.
Sementara makanan pedas dapat meningkatkan suhu {{tubuh}}. Padahal, suhu {{tubuh}} seharusnya rendah selama waktu tidur malam. Peningkatan suhu {{tubuh}} membuat Kamu gelisah dalam tidur. Makanan pedas dapat memicu produksi asam lambung semakin banyak yang menyebabkan perut mulas dan tidur tidak nyaman.
Sejumlah makanan ini akan memicu sistem pencernaan mengirim sinyal ke otak {untuk} mempercepat proses metabolisme. Hal ini bisa mengakibatkan aktivitas otak selama tidur malah makin aktif supaya bisa lancar mencerna makanan tersebut sembari mengendalikan fungsi {{tubuh}} lainnya. Padahal, seharusnya otak beristirahat di waktu tidur.
Nah, otak menganggap sinyal ini sebagai ancaman atau gangguan yang pada akhirnya lalu ditafsirkan oleh alam bawah sadar Kamu sebagai mimpi buruk.
Tipe orang yang lebih berisiko bermimpi buruk akibat makanan
Akan tetapi, efek mimpi buruk dari makanan belum tentu pasti berlaku bagi semua orang.
Mimpi buruk kemungkinan besar lebih sering terjadi pada orang yang kondisi metabolismenya memang buruk atau mempunyai sensitivitas atau alergi makanan tertentu, contohnya:
- Orang pengidap yang minum susu atau makan keju di malam hari sebelum tidur.
- Konsumsi keju yang dibarengi dengan obat antidepresan, seperti inhibitor B monoamine oksidase. Obat ini menghambat asam amino pada keju {untuk} memproduksi hormon serotonin yang pada akhirnya mengganggu tidur dan mengakibatkan mimpi buruk.
Selain dari jenis makanannya, kebiasaan makan Kamu dapat mengundang mimpi buruk datang ke pulau kapuk. Terutama kebiasaan makan tengah malam. Makan terlalu larut malam dapat mengacaukan metabolisme {{tubuh}} dan menaikkan suhu inti {{tubuh}}. Apalagi jika porsi makanan yang dikonsumsi cukup banyak sampai membuat perut kekenyangan.