Beda 4 Jenis Kubis Dengan Segudang Kegunaan Kesehatannya
Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan sayur kubis atau yang lebih akrab disebut dengan sayur kol. Sering tertukar dengan lettuce atau selada, sayur bulat dengan daun putih kehijauan berlapis-lapis ini ternyata tidak hanya terdiri dari satu jenis saja. Kubis punya beberapa macam dengan ciri khas yang berbeda-beda. Yuk, selami lebih dalam mengenai sayur kubis beserta segudang manfaatnya lewat review berikut ini!
Kandungan nutrisi dalam sayur kubis

Mungkin Kamu lebih sering mendengar menemukan sayur kubis atau kol di dalam sepiring lalapan yang dimakan mentah. Akan tetapi, sayur yang punya nama latin Brassica Oleracea Var. Capitata L. ini, juga nikmat {{untuk}} diolah menjadi tumisan atau dicampur bersama semangkuk sup sayuran.
Tidak mau kalah dengan jenis sayur-sayuran lainnya, kol menyumbang segudang nutrisi penting {{untuk}} {{tubuh}}. Terbukti dalam 100 gram (gr) sayur kol, adanya 51 kalori (kal) energi, 8 gr karbohidrat, 2,5 gr protein, dan 3,4 gr serat.
Sementara sejumlah mineral yang terdapat pada sayur kol diantaranya 100 miligram (mg) kalsium, 50 mg fosfor, 3,4 mg besi, 50 mg natrium, dan 100 mg kalium. Dengan berbagai vitamin seperti 0,4 mikrogram (mcg) vitamin B1, 0,1 mg vitamin B2, dan 16 mg vitamin C yang {{turut}} melengkapi zat gizi dalam kol.
Apa saja jenis kubis yang ada di pasaran?
Jika biasanya Kamu lebih sering menemukan kol dengan bentuk bulat dan berwarna putih kehijauan, tahukah Kamu kalau masih ada jenis kol lainnya dengan ciri khasnya masing-masing?
Ya, tidak hanya satu jenis saja, berikut berbagai jenis kubis atau kol yang ada di pasaran:
1. Kubis hijau

Kol dengan warna putih atau hijau pucat adalah sebuah varietas yang paling {{umum}} dijual di pasaran. Kamu bisa dengan mudah menemukan varietas kol yang satu ini di tukang sayur, pasar tradisional, sampai supermarket ternama. Bila diperhatikan lebih seksama, daun terluar yang melapisi kol biasanya berwarna hijau pucat, sementara bagian dalamnya berwarna agak putih saat dibuka.
Sebelum memasak atau memakannya mentah, daun kol yang paling luar ini biasanya akan dibuang diawal akibat sering kotor dan agak layu. Kol yang masih mentah mempunyai tekstur yang renyah saat digigit, dan akan lebih melunak dengan rasa manis setelah diolah.
2. Kubis ungu
Serupa dengan kubis hijau, kubis dengan warna ungu atau kemerahan juga mempunyai daun berlapis dengan bentuk bulat. Perbedaan yang paling jelas terlihat tentu terletak pada warna sayur kol ini.
Akan tetapi bukan hanya itu saja, tekstur kol ungu biasanya lebih keras yang pada akhirnya akan lebih renyah saat digigit dan menyumbang lebih banyak vitamin C ketimbang kol hijau.
Oleh akibat warnanya yang cukup mencolok, terkadang warna kol ungu bisa tercampur bersama sayuran lainnya pada saat diolah bersama.
3. Kubis savoy

Sekilas, kubis savoy mempunyai bentuk yg tidak jauh berbeda dengan kubis hijau dan ungu. Akan tetapi pada saat diperhatikan lebih teliti, varietas kubis yang satu ini mempunyai tekstur yang lebih berkerut dengan lapisan daun terluar yang lebih lebar sebagai pembungkus.
Ciri khasnya ada pada tekstur dan bentuk, yang membuatnya berasa lebih lembut saat dimakan dan lapisan daunnya tersusun tidak beraturan ketimbang jenis kol yang lainnya. Biasanya, kol savoy sering dijadikan olahan salad bersama jenis sayuran lainnya.
4. Kubis napa

Apa nama yang biasa Kamu pakai {{untuk}} menyebut sayuran ini? Kebanyakan orang mungkin akan menjawab sawi putih. Belum banyak yang tahu memang, kalau sayuran ini ternyata masuk ke dalam sebuah varietas kol mengingat susunan daunnya yang juga berlapis-lapis.
Sedikit perbedaannya, jenis kol yang satu ini tidaklah berbentuk bulat melainkan berbentuk lonjong dengan warna daun yang hijau keputihan. Kol napa sebenarnya bisa dimakan mentah atau direbus saja sebagai lalapan, tapi sebagian besar orang lebih suka menyantapnya dengan cara ditumis.
Beragam kegunaan kubis {{untuk}} kesehatan
Selain enak dan mudah diolah, kubis menyajikan berbagai kegunaan kesehatan yang sayang {{untuk}} dilewatkan.
1. Melancarkan sistem pencernaan
Sudah tidak perlu diragukan lagi, berbagai jenis sayuran merupakan sumber serat yang baik {{untuk}} menunjang kerja sistem pencernaan. Akan tetapi jangan salah. Dari 2 jenis serat yang ada, sayur kol tergolong ke dalam serat tidak larut air akibat tidak menyatu dengan air di dalam {{tubuh}}, yang pada akhirnya berjalan melalui sistem pencernaan.
Oleh akibat itu, serat tidak larut air umumnya bekerja lebih baik di dalam usus dalam mencerna makanan, menurut kajia penelitian yang dimuat dalam World Journal of Gastroenterology. Serat tidak larut air dapat membantu melancarkan pergerakan kotoran di dalam usus, guna menangkal terjadinya sembelit atau susah buang air besar.
2. Menjaga fungsi jantung
Selain bertugas sebagai pemberi warna ungu kemerahan pada kubis ungu, kandungan kuat dari senyawa antioksidan bernama anthocyanin juga diyakini dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Hal tersebut {{turut}} dibuktikan oleh sebuah kajia penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Kajia penelitian tersebut menyebutkan sesungguhnya memperbanyak asupan makanan dengan kandungan anthocyanin, terbukti dapat menurunkan tekanan darah sekaligus risiko penyakit arteri koroner. Bahkan, kandungan senyawa polifenol yang tinggi dalam sayur kol juga diyakini bisa menjaga fungsi jantung dengan cara menangkal menurunkan tekanan darah dan menangkal penumpukan trombosit.
3. Menangkal kanker
Kandungan vitamin C yang tinggi pada kubis tidak hanya membantu {{untuk}} memenuhi kebutuhan harian saja, ternyata juga berfungsi {{untuk}} melindungi {{tubuh}} dari serangan radikal bebas pemicu berbagai penyakit, termasuk kanker.
Bukan hanya itu, senyawa sulforaphane yang terdapat pada sayur kol diduga {{turut}} berpotensi {{untuk}} menangkal serangan kanker. Mengutip dari laman Medical News Today, senyawa sulforaphane didapati punya efek positif dalam menghambat kerja enzim histone deacetylase (HDAC), yang diketahui terlibat dalam perkembangan sel-sel kanker di dalam {{tubuh}}.
Itulah mengapa sampai kali ini para peneliti masih terus menguji seberapa jauh kemampuan senyawa sulforaphane {{untuk}} menunda atau menghambat perkembangan sel-sel kanker tersebut.
4. Menurunkan tekanan darah
Peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Selain dianjurkan {{untuk}} mengurangi atau bahkan menghindari makanan yang berisikan banyak garam, memperbanyak makan makanan sumber kalium juga dinilai penting {{untuk}} membantu mengendalikan tekanan darah.
Pasalnya, kalium akan membantu {{untuk}} mengeluarkan kelebihan garam (natrium) di dalam {{tubuh}} melewati urin, sekaligus melemaskan ketegangan pada dinding pembuluh darah. Yang ada, tekanan darah tinggi pun akan menurun secara berangsur-angsur.
Sebenarnya berbagai jenis kol sama-sama mampu mengendalikan tekanan darah {{tubuh}}. Hanya saja, varietas kubis ungu ternyata mengandung jumlah kalium yang paling tinggi daripada jenis kubis lainnya.