5 Penyebab Aroma Napas Berbau Seperti Urine (Plus Cara Mengatasinya)
Bau {{mulut}} merupakan hal lumrah yang kerap disebabkan oleh makanan tertentu atau baru bangun tidur. Aroma yang keluar bersama napas memang sudah pasti tidak sedap. Akan tetapi, bagaimana kalau aroma tersebut mengingatkan Kamu pada suatu hal, yakni urine. Kok bisa, ya, aroma napas bau urine seperti ini?
Berbagai penyebab napas bau urine
Setelah makan makanan tertentu, biasanya {{mulut}} akan mengeluarkan aroma sesuai makanan yang Kamu makan. Hal ini tentu tidak berlaku pada saat aroma napas bau urine. Ya, urine atau air kencing bukanlah jawaban atas kondisi tersebut, kok!
Sebagai gantinya, berikut beragam penyebab yang mendasari mengapa napas berbau air kencing, seperti:
1. Konsumsi makanan dan minuman
Beberapa jenis makanan dan minuman tertentu yang dikonsumsi, akan melakukan proses khusus di dalam {{tubuh}} guna menghasilkan amonia dan produk lainnya. Hasil reaksi tersebut lah yang menyebabkan napas berbau seperti urine.
Pasalnya, terkadang amonia yang dihasilkan dari makanan dan minuman tidak sepenuhnya hilang alias masih tersimpan di dalam {{tubuh}}. Itulah mengapa beberapa makanan dan minuman dapat mengakibatkan kadar amonia di dalam {{tubuh}} meningkat.
Makanan tinggi protein (ketogenik), bawang-bawangan, sampai alkohol, merupakan sebagian kecil contoh makanan dan minuman yang dapat memengaruhi aroma napas Kamu.
Cara mengatasinya:
Batasi atau bahkan hindari jenis makanan penyebab napas bau seperti urine. Ganti dengan perbanyak makan makanan bergizi serta kaya serat, seperti sayur dan buah-buahan.
2. Gagal ginjal kronis
Penyakit gagal ginjal kronis dapat menghambat fungsi utama ginjal. Akibatnya, kotoran atau zat yang seharusnya dikeluarkan dari {{tubuh}}, justru tetap tinggal dan mengendap di dalam {{tubuh}}.
Hal inilah yang lalu mengakibatkan {{tubuh}} menumpuk zat-zat sisa metabolisme, termasuk amonia, yang pada akhirnya membuat aroma napas tidak sedap seperti urine.
Cara mengatasinya:
Biasanya, pengobatan penyakit ginjal akan disesuaikan dengan penyebabnya. Menerapkan gaya hidup sehat, minum obat sesuai resep dokter, sampai menerapkan diet rendah protein, merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan {untuk} memulihkan fungsi ginjal.
Namun, penyakit gagal ginjal yang sudah tergolong parah mungkin harus menempuh transplantasi ginjal.
3. Infeksi bakteri
Bakteri Heliobacter pylori adalah sebuah jenis bakteri berbahaya. Orang yang terinfeksi bakteri ini kemungkinan akan mengalami tukak lambung, bahkan kanker perut.
Selain menimbulkan gejala berupa mual, kembung, sakit perut, warna tinja menggelap, dan kehilangan selera makan, infeksi bakteri H. pylori dapat membuat aroma napas yang keluar dari {{mulut}} berbau seperti urine.
Cara mengatasinya:
Jika positif mengalami infeksi pada perut akibat bakteri H. pylori, dokter dapat meresepkan obat-obatan atau antibiotik {untuk} memulihkan kondisi. Perawatan lainnya mungkin dilakukan {untuk} mempercepat penyembuhan.
4. Sinusitis
Terdapat alergi, iritasi pada rongga hidung, polip pada hidung, maupun septum hidung yang menyimpang dapat mengakibatkan sinusitis. Bukan hanya itu, ternyata sinus juga dapat disebabkan oleh infeksi dari bakteri, virus, atau jamur yang nantinya membuat aroma napas bau urine.
Cara mengatasinya:
Pengobatan {untuk} sinusitis biasanya disesuaikan dengan penyebabnya. Mulai dari minum obat alergi, antiradang, dekongestan, antibiotik, menggunakan semprotan kortikosteroid {untuk} hidung, sampai menempuh jalan operasi bagi sinusitis yang sudah parah.
5. Uremia
Uremia merupakan tahap akhir dari gagal ginjal, yang mengakibatkan urea, kreatin, serta zat-zat sisa pembuangan {{tubuh}} lainnya menumpuk di dalam darah. Kombinasi dari semua zat tersebutlah yang mengakibatkan aroma napas Kamu berbau seperti urine.
Cara mengatasinya:
Pengobatan uremia tidak jauh berbeda dengan gagal ginjal. Hanya saja, uremia biasanya membutuhkan perawatan yang intensif di rumah sakit yang pada akhirnya dapat dilakukan pengobatan lanjutan. Dalam sebagian kasus, pengidap uremia juga membutuhkan transplantasi ginjal {untuk} menggantikan fungsi ginjal sebagai penyaring darah di dalam {{tubuh}}.