5 Langkah Sukses Memulihkan Diri yang Luka Akibat Batal Menikah
Semua orang pasti menginginkan jalinan asmara yang telah dibina sekian lama dapat berlabuh di pelaminan. Sayangnya, perjalanan {untuk} melanjutkan kisah percintaan ke tahap yang lebih serius kadang tidak semulus kelihatannya. Kebahagiaan di hari pernikahan memang telah lama diimpikan, tapi nahas, ada saja satu dan lain hal yang menyebabkan Kamu dan pasangan gagal menikah.
Sakit hati? Sudah pasti. Kecewa? Apalagi. Lalu, bagaimana caranya memulihkan perasaan yang terluka akibat menelan pahitnya kenyataan, yang mengharuskan Kamu berdua berpisah padahal telah mantap {untuk} menikah?
Cara menyembuhkan patah hati akibat gagal menikah
Sudah merencanakan banyak hal {untuk} pernikahan, sudah kenal dekat dengan keluarga satu sama lain, bahkan sudah menggelar pesta pertunangan, ternyata bukanlah jaminan kuat {untuk} bisa terus melangkah mantap ke jenjang selanjutnya.
Perselingkuhan, hadirnya orang ketiga, merasa adanya ketidakcocokan, dan sebab lainnya kadang menjadi duri kecil yang berdampak besar dalam kisah asmara Kamu dan pasangan. Kalau sudah seperti ini, mau tidak mau Kamu harus berusaha {untuk} memulihkan hati dan diri sendiri akibat gagal menikah, dengan cara berikut ini:
1. Terima dengan lapang dada
Rasanya hampir semua orang yang gagal menikah, merasa kalau hidupnya seolah-olah akan hampa tanpa kehadiran pasangan. Bagaimana tidak? Persiapan pernikahan mungkin telah tersusun rapi di depan mata, bahkan rencana {untuk} membangun rumah tangga bersama sudah ada sejak dahulu kala.
Akan tetapi apa daya, nyatanya takdir berkata lain, sesungguhnya Kamu dan pasangan mungkin memang tidak digariskan {untuk} bersama. Sekarang apa lagi yang dapat Kamu lakukan kecuali menerima semua kenyataan ini dengan lapang dada, akibat kembali bersama pasangan tampaknya sudah mustahil.
Memang, menerima “mimpi buruk” yang menjadi nyata setelah sekian lama menjalin asmara tentu tidaklah semudah seperti yang dipikirkan. {{Butuh}} proses panjang sampai Kamu benar-benar bisa legowo merelakan kepergian si dia beserta impian {untuk} terus bersamanya.
Jadikan kejadian ini sebagai pelajaran hidup dan terimalah dengan hati yang lapang.
2. Keluarkan semua hal yang mengganjal hati
Sedih, galau, amarah, kecewa, dan frustasi adalah emosi murni yang pasti datang setelah patah hati akibat batal menikah. Wajar kalau setelah ini Kamu merasa hancur dan tidak berdaya. Namun, jangan jadikan gagal menikah sebagai sebab unuk menyiksa diri sendiri dengan melakukan hal-hal yg tidak bermanfaat.
Daripada terus mengurung diri seharian di kamar, menolak bertemu orang lain, bahkan tidak mau makan, lebih baik salurkan uneg-uneg yang Kamu rasakan saat ini pada keluarga, sahabat, maupun orang-orang terdekat lainnya.
Entah mau marah, memaki, menangis hebat, teriak sekencang-kencangnya, cerita semalam suntuk, ataupun melakukan hal-hal lainnya yang setidaknya bisa membantu mengeluarkan hal yang mengganjal dan memperkeruh hati Kamu. Jadikan orang-orang terpercaya dan terdekat Kamu seolah seperti “tong sampah” {untuk} membuang segala keluh kesah yang kini menyelimuti perasaan Kamu.
Bila perlu, minta dukungan dan bantuan dari mereka yang sekiranya dapat membuat perasaan Kamu supaya bisa jauh lebih baik dan semakin baik setiap harinya.
3. Jaga jarak dari sang mantan
Jika mendekat berasa menyakitkan, tandanya Kamu harus memberi jarak dari sang mantan supaya hati tidak semakin terluka. Bukan hanya dari segi fisik saja, sebaiknya simpan atau bahkan buang semua barang pemberian si dia dan berhenti stalking gerak-geriknya di media sosial,
Akibat toh, tidak ada gunanya lagi Kamu masih berharap padanya setelah ada “tragedi” gagal menikah sebelumnya. Sekadar mengingat biasa saja boleh, tapi jangan sampai Kamu malah jadi memikirkannya berlarut-larut.
Alih-alih menata kembali hati yang patah, hal tersebut justru bisa menggagalkan proses move on dan meruntuhkan niat kuat Kamu {untuk} melupakan sang mantan kekasih.
4. Sibukkan diri dengan hal-hal positif
Sulit dipungkiri, gagal menikah pasti akan menimbulkan perasaan sedih dan kecewa yang teramat dalam. Jika tidak ditangani dengan tepat, Kamu bisa saja mengalami stres atau depresi akibat tidak mampu menerima pahitnya kenyataan yang ada.
Setelah berhasil mengubur semua kenangan masa lalu dan mencurahkan segala perasaan Kamu pada orang terdekat, kini saatnya menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Coba mulai membuat prioritas penting dalam hidup, yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Mengisi hari-hari dengan melakukan kegiatan yang positif tidak hanya membantu membangun kembali hidup Kamu, tapi juga membuka peluang {untuk} bertemu dengan orang-orang baru.
Cara tersebut akan membuat Kamu lebih fokus dalam membenahi kehidupan pribadi, yang pada akhirnya tidak terus-menerus terjebak dalam pikiran buruk yang dapat menjadi bumerang {untuk} diri sendiri.
5. Percaya ada rencana yang lebih baik di depan
Lagi-lagi, menata kembali perasaan yang berantakan setelah gagal menikah tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Akan tetapi, bukan berarti itu semua tidak mungkin. Kehidupan Kamu tentu akan tetap berjalan baik-baik saja meski tanpa kehadiran pasangan, bukan?
Kuncinya, terima kenyataan ini dengan lapang dada. Percayalah sesungguhnya akan ada banyak rencana-rencana indah lainnya yang menanti di depan mata, asalkan Kamu mau berusaha keras {untuk} mencapainya.