4 Penyebab Sindrom Metabolik, Kumpulan Masalah Kronis yang Mengancam Nyawa
Sindrom metabolik mungkin langka terdengar di telinga Kamu, akan tetapi perlu Kamu waspadai. Meski bukan penyakit, sindrom metabolik menandakan sesungguhnya Kamu sangat berisiko dengan beberapa penyakit, seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan lemak perut berlebih. Sebenarnya, apa penyebab sindrom metabolik? Siapa saja yang berisiko dengan kondisi ini?
Apa saja penyebab sindrom metabolik?
Jika Kamu memiliki sebuah kondisi dari sindrom metabolik, seperti tekanan darah tinggi contohnya. Maka hal itu, bisa memicu masalah kesehatan lainnya, yang pada akhirnya membuat Kamu berpeluang tinggi terkena serangan jantung, stroke, dan diabetes. Meski begitu, kondisi ini sebenarnya bisa dicegah kok.
Oleh akibat itu, kenali berbagai hal yang dapat mengakibatkan sindrom metabolik ini muncul.
1. Obesitas
Kelebihan berat badan, terutama di sekitar perut bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung. Itulah sebabnya kondisi ini berkaitan erat dengan sindrom metabolik.
Obesitas sangat {umum} pada orang yang gemar makan, tapi malas bergerak. Kalori makanan yang masuk tidak sesuai dengan kalori yang dibakar {tubuh}, yang pada akhirnya menumpuk dan diubah menjadi cadangan lemak.
Tumpukan lemak ini yang nantinya akan membuat kolesterol naik dan tekanan darah melonjak tajam.
2. Hormon {tubuh} tidak seimbang
Hormon yg tidak normal bisa jadi penyebab sindrom metabolik, salah satunya sindrom ovarium polikistik (PCOS). Kondisi ini terjadi akibat hormon estrogen lebih rendah dibanding hormon androgen sehingga menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur, kulit berjerawat, {tumbuh} rambut di area wajah dan dada, serta obesitas.
3. Resistensi insulin
Insulin adalah hormon yang membantu {tubuh} mengolah glukosa dari makanan menjadi sumber energi. Nah, jika Kamu mengalami resistensi insulin, ini artinya hormon tersebut tidak mampu lagi mencerna glukosa di dalam darah.
Akibatnya, glukosa yang seharusnya diubah menjadi gula otot (glikogen) sebagai bahan bakar, justru menumpuk di aliran darah dan akhirnya mengakibatkan kadar gula darah meningkat. Biasanya, resistensi insulin sangat rentan terjadi pada orang yang memiliki kelebihan lemak, terutama di sekitar perut.
Jika dibiarkan terus-terusan, kadar gula darah yang tinggi bisa mengakibatkan penyakit diabetes.
4. Merokok
Jika Kamu punya kebiasaan merokok, Kamu berisiko mengalami sindrom metabolik, yang dapat berubah menjadi penyakit kronis. Kandungan bahan kimia rokok yang masuk ke {tubuh} memengaruhi kerja insulin. Terganggunya kerja insulin terus-menerus dapat memengaruhi kadar gula darah Kamu.
Selain itu, nikotin dan karbon monoksida dapat mengalir ke dalam darah dan masuk ke jantung. Akibatnya, jaringan pembuluh darah di jantung akan rusak, tekanan darah naik tidak terkendali, dan tidak dapat memompa darah dengan baik. Kedua hal tersebut meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan kadar gula darah tinggi.
Berbagai racun dalam asap rokok seperti nikotin dan karbon monoksida akan ikut mengalir dalam darah dan kembali ke jantung.
Siapa saja yang berisiko dengan sindrom metabolik?
Dikutip dari WebMD, menurut American Heart Association dan National Heart, Lung, and Blood Institute, Kamu sangat mungkin memiliki sindrom metabolik jika:
- Memiliki lingkar pinggang sekitar 101, 6 cm atau lebih pada pria dan 88,9 cm atau lebih pada wanita
- Sedang minum obat penurun kolesterol atau memiliki kadar trigliserida tinggi antara 150 mg/dL atau lebih tinggi
- Memiliki kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah, yaitu kurang dari 40 mg/dL pada pria dan kurang dari 50 mg/dL pada wanita
- Sedang minum obat hipertensi atau memiliki tekanan darah 130/85 mmHg atau lebih besar
- Memiliki kadar gula puasa yang tinggi, yaitu sekitar 100 mg/dL atau lebih.
Jika Kamu memiliki 3 dari 5 hal di atas, sebaiknya segera konsultasi ke dokter akibat Kamu mungkin mengalami sindrom metabolik.