3 Vaksin yang Direkomendasikan untuk Menangkal Penyakit Kelamin
Penyakit kelamin sebagian besar ditularkan melewati hubungan seks tanpa kondom dengan bergonta-ganti pasangan. Nah selain tentunya harus melakukan seks aman, vaksin dapat jadi sebuah langkah menangkal penularan penyakit kelamin. Beberapa vaksin untuk penyakit kelamin tertentu dapat menangkal perkembangan kulit kelamin sampai infeksi kronis seperti hepatitis A dan hepatitis B.
Vaksin untuk penyakit kelamin, apa saja yang perlu?
Beberapa vaksin untuk mencegah Anda tertular dari penyakit kelamin, antara lain:
1. Vaksin HPV
Vaksin HPV digunakan untuk menangkal kutil kelamin yang disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV). Beberapa jenis HPV dapat mengakibatkan kanker serviks, kanker {mulut}, dan kanker tenggorokan.
Vaksin HPV mengandung protein dari cangkang virus tipe tertentu, bukan RNA atau DNA virus yang pada akhirnya tidak mengakibatkan virus berkembang di dalam {tubuh}. Vaksin ini sudah dapat diberikan pada anak usia 10 tahun sebanyak tiga dosis secara bertahap.
Meski aman, kemungkinan efek samping juga dapat terjadi. Efek samping ringan yang {umum} terjadi adalah rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di tempat suntikan. Akan tetapi, sebagian orang dilaporkan pingsan setelah disuntik. Jadi setelah diberi vaksin, pasien harus menunggu setidaknya 15 menit untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya efek samping.
2. Vaksin HAV
Vaksin HAV digunakan untuk menangkal infeksi virus hepatitis A yang berkembang di sekitar organ hati. Adanya virus dapat mengakibatkan peradangan dan mengganggu fungsi hati. Umumnya {tubuh} akan pulih dari kondisi ini selama 2 sampai 6 bulan. Jika parah, virus ini bisa mengakibatkan komplikasi gagal hati.
Semua anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya masih lemah dianjurkan menerima vaksin, supaya tidak terinfeksi penyakit ini ketika dewasa. Meskipun penularan virus hepatitis A kebanyakan melewati makanan yg tidak higienis, pria yang melakukan hubungan seks sejenis dan pengguna obat-obatan terlarang sangat dianjurkan mendapatkan vaksin sampai tuntas.
Vaksin HAV bekerja sangat efektif dalam jangka panjang untuk melindungi {tubuh} dari virus setelah dosis kedua. Efek samping pemberian vaksin adalah muncul rasa nyeri di area kulit yang disuntikkan.
3. Vaksin HBV dan hepatitis B immune globulin (HBIG)
Virus hepatitis memilik banyak jenis, salah satunya virus hepatitis tipe B. Virus ini bisa mengakibatkan penyakit hati serius bila tidak ditangani dengan tepat. Orang-orang yang terinfeksi virus umumnya mengalami gejala demam, sakit perut, dan jaundice (perubahan warna kulit, {kuku}, dan putih mata menjadi kuning).
Virus hepatitis B dapat menyebar melewati hubungan seksual tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi atau bergonta-ganti pasangan seks. Air mani, darah, dan juga cairan vagina dari orang yang terinfeksi bisa menyebar ke orang yang sehat saat aktivitas seks dilakukan.
Umumnya orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B dapat pulih. Akan tetapi, anak-anak yang memiliki sistem kekebalan {tubuh} lemah cenderung mengembangkan penyakit kronis. Jadi, vaksin HBV atau HBIG ini sangat dianjurkan untuk diberikan pada bayi yang baru lahir (khusus HBIG, diberikan pada bayi yang berisiko tinggi hepatitis B, seperti ibu dengan HbsAg positif).